Rabu, 12 November 2014

Kenangan Indahku Bersamanya

Dinginnya udara pagi masuk melalui jendela kamar Anisa. Seorang gadis cantik yang bernama Anisa Aulia Rahmah yang akrab dipanggil Anis ini adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Keluarganya begitu bahagia. Hidupnya dipenuhi dengan orang-orang yang begitu menyayanginya. Dia adalah salah satu siswi kelas IX disekolah negeri diJakarta Barat, bagi teman-temannya Anis anak yang sangat lucu, baik dan juga cantik. Tawa dan senyum yang selalu menghiasi hari-harinya.
Suatu hari, Anis pergi bersama sahabat terbaiknya Vira. Mereka memang sering menghabiskan waktu mereka berdua, Anis bagaikan hiburan penghapus kesedihan bagi Vira. Vira yang terkadang selalu menangis karena kekasihnya yang selalu membuatnya kesal, Anis lah yang menghapus air mata Vira untuk kesekian kalinya. Kali ini Vira mengajak Anis untuk pergi kesuatu tempat yang biasa Vira kunjungi.
“Vir, kita mau kemana. Kok lewat sini..?”
“Udah ikutin gue aja..” jawab Vira sambil tersenyum.
Sepanjang jalan Anis terus bertanya-tanya kepada Vira, mau kemana mereka.
Tak lama kemudian, mereka sampai disebuah warung yang begitu ramai pengunjungnya, disana Anis melihat sosok pria yang begitu tampannya hingga Anis tidak dapat mengalihkan pandangannya.
“Eh Nis… lu liatin apa sih serius banget?”Tanya vira sambil menepuk pundaknya.
“Eh.. kenapa vir? Engga liatin apa-apa kok.” Jawabnya kaget.
                Vira menggandeng Anis dan membawanya kedalam menemui kekasih Vira.
                “Vir kok kita kesini sih, dan kok bisa ada Doni?” Tanya Anis bingung.
                “ ini namanya tempat tongkrongan Nis. Tempat biasa pacar gue main.” Jawab Vira.
Anis terus melihat keluar mencari pria tampan yang dia lihat didepan tadi.
                “Nis, lo nyariin apa? Ada yang lo kenal disini.?” Tanya Doni.
                “ Ah apa? Kenapa?.” Jawab Anis tebata-bata.
                “Nyariin cowok yang tadi yah Nis.” Tanya Vira sambil tersenyum mengejek Anis.
                “Ahh.. apa sih Vir.” Jawab Anis malu.
Doni pun memandang Vira dengan tanda Tanya.
                “Itu loh don. Riko temen deket kamu itu.” Jawab Vira atas pertayaan dari pandangan Doni.
                “Hahaha, ohh Riko. Jadi lo suka sama dia Nis. Nanti gue kenalin sama lo yah.” Jawab Doni.
Anis pun hanya tersenyum malu.

Tak lama kemudia Pria itu masuk dan menemui Doni.
                “Weh ko. Mau kemana lu..” Tanya Doni pada Riko.
                “Mau balik don, kenapa..?” Jawab Riko.
                “Eh sini dulu, gue kenalin nih sama cewek cantik namanya Anis.”
Doni pun mengenalkan Anis dengan Riko. Anis hanya tersenyum malu kepada Riko.
                “Hai Nis, Nama gue Riko. Salam kenal yah.” Riko melemparkan senyum dan mengulurkan tangannya pada Anis.
                “ii…iiya ko. Salam kenal juga.” Anis menjawabnya gugup.
                “Boleh minta nomor telepon Nis? Siapa tau kita bisa deket.”
                “Oh iyaiya boleh kok.”
Anis pun memberikan nomor teleponnya kepada Riko. Mereka mulai kenal akrab setelah kejadian itu.
                Keesokan harinya, Matahari pagi menyambut Anis yang baru saja terbangun dari mimpi indahnya. Anis lekas mengambil Telepon genggamnya, yang dia lihat ada dua pesan masuk yang ternyata dari Riko. Betapa senangnya perasaan Anis saat itu.
                “Hai Nis, aku Riko masih inget kan? Simpen nomor telponku ya.” Pesan pertama dari Riko
                “Selamat pagi cantik.” Pesan kedua dari Riko.
Anis pun segera membalas pesan dari Riko. Tanpa dia sadari Jam sudah menunjukan pukul 6.30. Dia hampir lupa kalau hari ini dia harus pergi kesekolah. Dia bergegas mandi dan berangkat diantar oleh Ayahnya yang begitu menyayanginya.
                Akhirnya Anis pun sampai disekolah tepat waktu, dia langsung berlari menuju kelasnya yang berada dilantai dua. Sampai dikelas dia menceritakan semuanya kepada Vira. Hingga akhirnya jam pelajaran berlangsung.
Dikelas Anis mendapat pesan dari Riko. Riko menawarkan Anis untuk mengantarnya pulang kerumah sepulang sekolah nanti. Mereka mempunyai perbedaan umur yang tidak cukup jauh. Pada saat itu Anis yang baru saja berumur 14tahun dan Riko baru berumur 17tahun.
                 Hingga bel jam pulang pun berbunyi, Anis langsung berlari menuju gerbang sekolah bersama Vira dengan pancaran wajah yang begitu bahagia. Tepat sekali didepan pintu gerbang sekolah dia melihat pria tampan itu, Anis berlari menuju Riko.
                “Hai ko, sudah lama ya?.” Tanya Anis.
                “Hai nis, engga kok. Belum lama aja sampe.” Jawab Riko dan tersenyum pada Anis.
                “Vir, gue pulang duluan ya. Maaf ninggalin lu hehe.”
Vira pun tersenyum.
                Anis dan Riko langsung bergegas pulang. Disepanjang jalan perjalanan itu Anis dan Riko berbincang-bincang seru, seakan mereka sudah kenal sejak bertahun-tahun yang lalu. Betapa indahnya hari itu bagi Anis, hal yang tak akan terlupakan olehnya.
Tak terasa Sudah hampir dua bulan mereka kenal. Anis masih menyimpan perasaan terhadap Riko, ternyata Riko juga menyimpan perasaan terhadap Anis.
                Malam itu, mereka bertemu disuatu tempat yang begitu romantis. Riko menyatakan perasaannya kepada Anis, betapa momen yang begitu Anis tunggu-tunggu sejak dua bulan itu akhinya terwujud. Dan akhinya mereka berdua mempunyai hubungan yang begitu special. Bulan pertama, tak pernah sekalipun Riko lupa untuk menjemput Anis. Hingga empat bulan sudah mereka mejalani hubungan itu. Hubungan mereka begitu bahagia, tetapi tidak dibulan kelima. Riko berubah, jarang sekali Riko menyempatkan waktu untuk mengantarkan Anis pulang. Seperti lima bulan sebelumnya, Anis kembali dijemput oleh ayahnya yang begitu mencintainya. Tapi bukan berarti perasaan Anis terhadap Riko berkurang, Anis malah sangat menyayangi Riko saat itu.
                Bulan demi bulan mereka lewati, Riko begitu berubah. Riko hampir tidak pernah menjemput Anis tiga bulan terakhir itu, bahkan Riko pun hampir tidak pernah menghubungi Anis. Tidak terasa hubungan mereka sudah berjalan satu tahun. Awalnya Anis sangat kecewa terhadap Riko, yang bahkan tidak member ucapan selamat saat umur Anis bertambah beberapa waktu lalu.
                Tiba-tiba ada pesan masuk, yang Anis pikir itu dari Riko. Anis tersenyum dan langsung mengambil telepon genggamnya. Tapi ternyata, dugaan Anis salah. Pesan itu berasal dari kakak kelasnya dulu.
                “Hai Nis, masih kenal kan sama aku? Aku Nia. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu kepadamu Nis, apakah kamu pacarnya Riko?.” Pesan Nia kakak kelas  Anis.
Anis pun langsung membalas pesan itu dengan bingung, mengapa tiba-tiba dia menanyakan itu padanya? Setelah sekian lama Riko tidak lagi menghubunginya.
                “Iya kak aku tau, aku memang pacarnya Riko. Ada apa ya kak?.” Balasan pesan Anis
Kak Nia pun meminta Anis untuk menemuinya sepulang sekolah nanti, mereka janjian disebuah tempat makan.
                Seperti biasa, anis berangkat kesekolah. Kali ini Anis meminta ayahnya untuk tidak mengantarnya.
                “Yah, hari ini tidak perlu mengantarku. Aku ingin mengendarai motor sendiri.” Ucap Anis kepada ayahnya.
                “Benar kamu mau berangkat sendiri. Hati-hati ya nak.” Jawab ayah anis dengan ragu.
Anis hanya tersenyum. Dia langsung berpamitan dan bergegas berangkat kesekolah. Disekolah Anis siswa/siswi dilarang untuk membawa kendaraan kesekolah, Anis meletakan kendaraannya di rumah sahabatnya Vira yang tak jauh dari sekolah.
                Anis pun sampai disekolah, Anis menceritakan kepada Vira bahwa Kak Nia mengajak Anis menemuinya sepulang sekolah nanti. Vira hanya tersenyum, seakan dia mengetahui Sesutu tentang hal ini. Tidak terasa detik demi detik, bel pulang pun berbunyi. Anis bergegas mengendarai motornya dan menemui Kak Nia, betapa anehnya Vira hari ini. Bahkan Vira tidak mau menemani Anis saat itu.
“Ada apa sesungguhnya ini? Mengapa Vira begitu berbeda.”Anis terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri disepanjang jalan. Hingga Anis pun sampai ditempat itu. Dia melihat Kak Nia yang duduk seorang diri, Anis menyapanya.
                “Hai kak. Sendiri aja? Sudah lama ya? Maaf ya aku telat.”
                “eh kamu Nis. Hehe iya nih aku sendiri, engga apa-apa kok. Mari duduk nis.” Kak dia tersenyum pada Anis. Anis pun bergegas duduk dan tak sabar ingin bertanya ada apa ini sebenarnya.
                “Nis aku ingin menceritakan sesuatu padamu,sebelumnya aku ingin bertanya lagi. Apakan benar kamu pacarnya Riko?.”
                “Iya kak. Sebenarnya ada apa?.”
                “Nis aku juga pacarnya Riko, kami sudah menjalani hubungan hampir tiga tahun. Tetapi setahun belakangan ini Riko berubah.”
Mata Anis langsung berkaca-kaca, dia tidak dapat menahan air mata. Ternyata selama satu tahun Riko pria yang begitu dia cintai membohonginya, Anis kecewa sekali.       
                “Apakah itu benar kak? Aku benar-benar tidak tahu ka.” Anis bertanya dengan penuh rasa bersalah.
                “Aku dengar bukan hanya kamu tapi Riko juga memiliki pacar lain lagi, aku tahu kamu tidak mengetahui semua ini. Awalnya aku memang tidak tahu kalo kamu juga pacarnya Riko, temanmu lah yang memberi tahuku dan memintaku untuk membicarakannya padamu.”
                “Aku sunggu tidak menduga semua ini ka, aku akan meninggalkan Riko kak. Sebelumnya aku sangat meminta maaf kepada kakak.”
Betapa hancur hati dan perasaan Anis saat itu, dia sunggu tidak menduga semua ini.
                Anis langsung berpamitan kepada Kak Nia karena matahari sudah begitu teriknya. Anis pun pulang, diperjalanan dia menahan air matanya untuk tidak menetes. Sesampainya dirumah Anis langsung berlari menuju kamarnya dan menangis. Anis tidak pernah menduga ini sebelumnya, Anis menyesali semuanya. Tetapi dengan apa yang dilakukan Riko, Anis malah tidak bisa melupakan Riko. Sekian lama Anis menangis hingga dia tertidur.
Keesokan harinya, Anis bangun dan dia merasakan kepalanya begitu berat. Seakan Anis pun tidak kuat untuk mengangkat kepalanya itu, Anis langsung berteriak sambil menangis memanggil ayah dan ibunya. Ibu dan ayahnya berlari menuju kamar Anis, betapa tidak tahannya Ibu anis menahan air matanya. Anis pun langsung dibawa kerumah sakit terdekat.
Setelah beberapa menit Anis diperiksa, Dokter bilang Anis hanya kurang darah. Dia terlalu lelah dan banyak fikiran sehingga membuat kepalanya sakit. Anis pun hari ini tidak pergi kesekolah. Vira mencoba menghubungi Anis tetapi nomor teleponnya tidak aktif. Pulang sekolah Vira langsung bergegas menuju rumah Anis.
                “ Nis, kamu sakit? Jangan banyak dipikirin nis. Maaf aku tidak memberi tahumu sebelumnya, aku takut kamu kecewa. Aku hanya bisa membantumu lewat Kak Nia. Riko playboy Nis aku baru tahu saat aku melihat dia jalan bersama perempuan lain malam itu, aku pun sakit melihatnya Nis. Tidak aku sangka Riko menyakiti hati temanku.”
Jawaban singkat dari Anis.
                “Iya engga apa-apa Vir, aku mengerti.” Mata Anis pun berkaca-kaca seakan dia menahan air matanya untuk menetes.
                Beberapa hari kemudian Anis kembali lagi kesekolah. Kali ini Anis harus siap menghadapi ujian sekolahnya. Untuk melanjutkan kejenjang SMA nanti. Awalnya Anis pikir masalah ini semua sudah selesai. Tetapi ternyata tidak, Riko muncul lagi didalam kehidupan Anis. Disatu sisi Anis senang, tetapi disisi lain Anis kecewa terhadapnya. Hari itu Riko menjemput Anis disekolah tanpa member tahu Anis sebelumnya.
                “Riko? Kamu ngapain disini.”
                “Aku mau anter kamu pulang, emangnya engga boleh yah?.”
Tanpa banyak bertanya Anis hanya tersenyum. Kali ini Vira memperlihatkan muka juteknya terhadap Riko. Karena Riko sudah membuat kecewa Anis sahabatnya.
                Hampir genap satu minggu Riko mengantarkan Anis pulang kerumah, setelah sekian lama menghilang. Menurut Riko hubungan mereka masih berlanjut, Anis hanya beranggapan biasa saja. Ternyata dibalik itu semua, pacar Riko yang lain menghubungiku lewat telepon. Dan dia memarah-marahi Anis dengan kata-kata kasar yang begitu menyakitkan. Semenjak kejadian itu Anis meminta Riko untuk mengakhiri hubungan ini, Karena Anis sudah tidak sanggup menghadapi semua ini. Anis sudah sangat kecewa terhadap Riko.
                Ujian Anis tidak berhenti sampai disitu, Penyakit ditubuh Anis terus menggrogoti tubuhnya. Sewaktu Anis mengikuti ujian Nasional pun keadaannya sedang tidak baik. Anis memaksakan diri selama empat hari untuk mengikuti Ujian Nasional itu, Setelah Ujian Nasional selesai pas dihari keempat Anis pingsan disekolah dan langsung dilarikan kerumah sakit. Anis koma selama satu minggu, ibu dan ayah Anis hanya bisa menangis dan berdoa kepada Tuhan untuk mengangkat seluruh penyakit anaknya itu.
Tidak lama kemudian, Anis pun terbangun dari tidur panjangnya itu. Bahkan dia tak sadar apa yang sudah terjadi. Ibunya hanyalah tersenyum kepadanya dan meneteskan air mata. Setelah beberapa hari Anis dirawat diumah sakit Dokter mengizinkannya untuk pulang.
                Anis sudah bisa kembali kerumahnya lagi, melakukan aktifitas kesehariannya seperti biasa. Tidak terasa sudah bulan terakhir, beberapa hari lagi Riko ulangtahun. Anis tidak pernah melupakan Riko hingga kapanpun. Hingga hari itu tiba, awalnya Anis hanya ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepada Riko. Tetapi, tuhan punya kehendak lain. Tepat dimalah ulang tahun Riko pukul 23.59 Anis kembali tidak sadarkan diri, Anis langsung dilarikan kerumah sakit untuk yang kedua kalinya. Sudah tiga hari Anis koma, dan terus menyebut nama Riko. Awalnya ibu Anis bingung, Siapa itu Riko. Ibu Anis bergegas mengambil telepon genggam Anis dan mecari nama Riko, ternyata ada nomor telepon Riko disitu. Ibu anis langsung menelepon Riko.
                “Halo assalamualaikum. Apakah ini Riko?”
                “Iya saya Riko. Maaf ini siapa yaa?”
                “Saya ibunya Anisa. Riko, Anis saat ini dirawat dirumah sakit. Dia tak sadarkan diri dan terus menyebut namamu. Bisakan kamu datang untuk menjenguknya, saya sangat meminta tolong kepadamu.”
                “iya nanti insyaallah saya menjenguknya.”
                “Terima kasih nak Riko.”
Ibu Anis mematikan telepon tersebut. Dan dokter memanggil kedua orang tua Anis keruangannya.
                “Apakah kalian orang tua dari Anisa?.”
                “Iya dok.”
                “Setelah kami diagnosa ternyata Anisa mengidap penyakit Lupus eritwmatosus sistemik (LES) yang biasa dikenal dengan nama Lupus.”
                “Maaf dok kami kurang mengerti tentang penyakit itu, bisakan dokter jelaskan?”
                “Penyakit lupus ini adalah penyakit yang menyerang autoimun, penyakitin ini menyebabkan peradangan pada bagian tubuh Anis. Khususnya kulit, persendian, darah dan gijal. Itu sebabnya kulit Anis muncul bercak-berjak merah. Penyakit ini belum diketahui penyebabnya dengan pasti, kemungkinan virus, cahaya matahari, dan obat-obatan  yang pernah dia konsumsi.”
                “Apakah penyakit ini bisa disembuhkan dok?.”
                “Mohon maaf pak, bu. Penyakit ini belum ada obatnya, kita serahkan saja semua pada tuhan.”
Ibu Anis hanya bisa menangis, Tidak tahu apa yang haru mereka lakukan. Bahkan hingga saat ini Anis belum sadarkan diri. Mereka hanya bisa berserah diri kepada Tuhan dan berdoa.
                Sudah dua hari Ibu Anis menunggu kedatangan Riko, tetapi Riko todak kunjung datang. Ibu Anis mencoba menghubungi Riko, Akhirnya Riko memutuskan untuk datang menjenguk Anis esok hari.
Keesokan harinya, Ibu Anis membisikan Anis.
                “Anis sayang, bangun yah nak. Riko mau jenguk kamu, kamu kangen kan sama Riko. Bangun yah nis.” Bisik ibu Anis sambil meneteskan air matanya.
Tidak lama kemudian Anis pun bangun. Ibunya langsung menyapanya dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.
                Yang di tunggu-tunggu pun tiba, Riko pun datang bersama adik sepupunya untuk menjenguk Anis.
                “Hai nis, gimana kabarnya udah baikan?.” Tanya Riko pada Anis
                “Udah mendingan kok. Itu siapa pacar kamu?.” Tanya Anis.
                “oh bukan, kenalin ini Adik sepupuku Amel.”
                “Hai nis, aku amel. Salam kenal ya Nis.” Amel tersenyum pada Anis
Riko menyesali perbuatannya hingga membuat Anis menjadi seperti ini, awalnya Riko ingin berfoto dengan Anis. Tetapi banyak keluarga Anis yang menjenguknya, pada akhirnya Riko memutuskan untuk pulang tanpa berpamitan dengan Anis.
                Tanpa sadar Anis melupakan Riko, Anis menanyakan Riko kepada ibunya.
                “Bu, Riko mana?”
                “Riko sudah pulang nis, kenapa.?”
                “Engga apa-apa bu, Anis seneng aja bisa lihat Riko untuk terakhir kalinya.”
Ibu Anis hanya bisa tersenyum dan meneteskan air mata.
                Tidak terasa matahari mulai terbenam, Anis mulai terlihat lesu tak berdaya.
                “Ibu, Anis mau kekamar mandi.”
                “Iya sayang, iyaa.”
Anis pun kekamar mandi bersama ibunya, kemudia kembali berbaring lagi.
Kata terakhir yang Anis ucapkan.
                “Ibu maaf ya, Anis udah repotin kalian semua. Ikhlaskan kepergian Anis ya bu. Anis menyayangi ibu dan Ayah.”
Ibu Anis hanya tersenyum dan meneteskan air matanya.
Hingga Akhirnya Anis kembali tertidur untuk selamanya. Ibu Anis hanya bisa menangis, Ibunya memandikan Anis untuk yang terakhir kalinya. Dan ibu Anis menghubungi Riko.
                “Riko terima kasih sudah menjenguk Anis, Anis sudah bisa tenang sekarang.”
Riko langsung terdiam dan terpaku. Riko langsung mengajak adik sepupunya itu untuk pergi kerumah Anis. Dia hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya.
Dengan ambulan Anis diantarkan kembali kerumahnya. Ibu Anis jatuh pingsan setelah turun dari Ambulan itu, Riko orang yang paling menyesali perbuatanya. Untuk terakhir kalinya Riko membelai Rambut anis dan berkata.
                “Anis maafin Riko, Riko menyesal udah buat Anis jadi gini. Yang tenang disana ya nis.”
Riko meneteskan Air matanya dan terus menyesali perbuatannya.
                Keesokan harinya Riko ikut pemakaman Anis, dan mengucapkan selamat tinggal kepada Anis untuk terakhir kalinya. Vira sahabatnya hanya bisa menangis melihat Anis.
Tuhan pun tak tega melihat ujian Anis yang bertubi-tubi tiada henti, Dia tidak ingin Anis menderita lebih lama lagi. Hingga akhirnya dia memanggil Anis untuk meninggalkan dunia ini.

Anis pun tertidur bersama kenangan indahnya untuk selamanya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar