Dinginnya udara
pagi masuk melalui jendela kamar Anisa. Seorang gadis cantik yang bernama Anisa Aulia Rahmah yang akrab dipanggil Anis ini adalah anak pertama dari tiga
bersaudara. Keluarganya begitu bahagia. Hidupnya dipenuhi dengan orang-orang
yang begitu menyayanginya. Dia adalah salah satu siswi kelas IX disekolah
negeri diJakarta Barat, bagi teman-temannya Anis anak yang sangat lucu, baik
dan juga cantik. Tawa dan senyum yang selalu menghiasi hari-harinya.
Suatu hari, Anis
pergi bersama sahabat terbaiknya Vira. Mereka memang sering menghabiskan waktu
mereka berdua, Anis bagaikan hiburan penghapus kesedihan bagi Vira. Vira yang
terkadang selalu menangis karena kekasihnya yang selalu membuatnya kesal, Anis lah
yang menghapus air mata Vira untuk kesekian kalinya. Kali ini Vira mengajak
Anis untuk pergi kesuatu tempat yang biasa Vira kunjungi.
“Vir, kita mau
kemana. Kok lewat sini..?”
“Udah ikutin gue
aja..” jawab Vira sambil tersenyum.
Sepanjang jalan
Anis terus bertanya-tanya kepada Vira, mau kemana mereka.
Tak lama
kemudian, mereka sampai disebuah warung yang begitu ramai pengunjungnya, disana Anis melihat sosok pria yang begitu tampannya hingga Anis tidak dapat
mengalihkan pandangannya.
“Eh Nis… lu
liatin apa sih serius banget?”Tanya vira sambil menepuk pundaknya.
“Eh.. kenapa
vir? Engga liatin apa-apa kok.” Jawabnya kaget.
Vira
menggandeng Anis dan membawanya kedalam menemui kekasih Vira.
“Vir
kok kita kesini sih, dan kok bisa ada Doni?” Tanya Anis bingung.
“
ini namanya tempat tongkrongan Nis. Tempat biasa pacar gue main.” Jawab
Vira.
Anis terus melihat keluar mencari
pria tampan yang dia lihat didepan tadi.
“Nis,
lo nyariin apa? Ada yang lo kenal disini.?” Tanya Doni.
“
Ah apa? Kenapa?.” Jawab Anis tebata-bata.
“Nyariin
cowok yang tadi yah Nis.” Tanya Vira sambil tersenyum mengejek Anis.
“Ahh..
apa sih Vir.” Jawab Anis malu.
Doni pun memandang Vira dengan
tanda Tanya.
“Itu
loh don. Riko temen deket kamu itu.” Jawab Vira atas pertayaan dari pandangan
Doni.
“Hahaha,
ohh Riko. Jadi lo suka sama dia Nis. Nanti gue kenalin sama lo yah.” Jawab
Doni.
Anis pun hanya tersenyum malu.
Tak lama kemudia Pria itu masuk
dan menemui Doni.
“Weh
ko. Mau kemana lu..” Tanya Doni pada Riko.
“Mau
balik don, kenapa..?” Jawab Riko.
“Eh
sini dulu, gue kenalin nih sama cewek cantik namanya Anis.”
Doni pun mengenalkan Anis dengan
Riko. Anis hanya tersenyum malu kepada Riko.
“Hai
Nis, Nama gue Riko. Salam kenal yah.” Riko melemparkan senyum dan mengulurkan
tangannya pada Anis.
“ii…iiya
ko. Salam kenal juga.” Anis menjawabnya gugup.
“Boleh
minta nomor telepon Nis? Siapa tau kita bisa deket.”
“Oh
iyaiya boleh kok.”
Anis pun memberikan nomor
teleponnya kepada Riko. Mereka mulai kenal akrab setelah kejadian itu.
Keesokan
harinya, Matahari pagi menyambut Anis yang baru saja terbangun dari mimpi
indahnya. Anis lekas mengambil Telepon genggamnya, yang dia lihat ada dua pesan
masuk yang ternyata dari Riko. Betapa senangnya perasaan Anis saat itu.
“Hai
Nis, aku Riko masih inget kan? Simpen nomor telponku ya.” Pesan pertama dari
Riko
“Selamat
pagi cantik.” Pesan kedua dari Riko.
Anis pun segera membalas pesan
dari Riko. Tanpa dia sadari Jam sudah menunjukan pukul 6.30. Dia hampir lupa
kalau hari ini dia harus pergi kesekolah. Dia bergegas mandi dan berangkat
diantar oleh Ayahnya yang begitu menyayanginya.
Akhirnya
Anis pun sampai disekolah tepat waktu, dia langsung berlari menuju kelasnya
yang berada dilantai dua. Sampai dikelas dia menceritakan semuanya kepada Vira.
Hingga akhirnya jam pelajaran berlangsung.
Dikelas Anis mendapat pesan dari
Riko. Riko menawarkan Anis untuk mengantarnya pulang kerumah sepulang sekolah
nanti. Mereka mempunyai perbedaan umur yang tidak cukup jauh. Pada saat itu
Anis yang baru saja berumur 14tahun dan Riko baru berumur 17tahun.
Hingga bel jam pulang pun berbunyi, Anis
langsung berlari menuju gerbang sekolah bersama Vira dengan pancaran wajah yang
begitu bahagia. Tepat sekali didepan pintu gerbang sekolah dia melihat pria
tampan itu, Anis berlari menuju Riko.
“Hai
ko, sudah lama ya?.” Tanya Anis.
“Hai
nis, engga kok. Belum lama aja sampe.” Jawab Riko dan tersenyum pada Anis.
“Vir,
gue pulang duluan ya. Maaf ninggalin lu hehe.”
Vira pun tersenyum.
Anis
dan Riko langsung bergegas pulang. Disepanjang jalan perjalanan itu Anis dan
Riko berbincang-bincang seru, seakan mereka sudah kenal sejak bertahun-tahun
yang lalu. Betapa indahnya hari itu bagi Anis, hal yang tak akan terlupakan
olehnya.
Tak terasa Sudah hampir dua bulan
mereka kenal. Anis masih menyimpan perasaan terhadap Riko, ternyata Riko juga
menyimpan perasaan terhadap Anis.
Malam
itu, mereka bertemu disuatu tempat yang begitu romantis. Riko menyatakan
perasaannya kepada Anis, betapa momen yang begitu Anis tunggu-tunggu sejak dua
bulan itu akhinya terwujud. Dan akhinya mereka berdua mempunyai hubungan yang
begitu special. Bulan pertama, tak pernah sekalipun Riko lupa untuk menjemput
Anis. Hingga empat bulan sudah mereka mejalani hubungan itu. Hubungan mereka
begitu bahagia, tetapi tidak dibulan kelima. Riko berubah, jarang sekali Riko
menyempatkan waktu untuk mengantarkan Anis pulang. Seperti lima bulan
sebelumnya, Anis kembali dijemput oleh ayahnya yang begitu mencintainya. Tapi
bukan berarti perasaan Anis terhadap Riko berkurang, Anis malah sangat
menyayangi Riko saat itu.
Bulan
demi bulan mereka lewati, Riko begitu berubah. Riko hampir tidak pernah
menjemput Anis tiga bulan terakhir itu, bahkan Riko pun hampir tidak pernah
menghubungi Anis. Tidak terasa hubungan mereka sudah berjalan satu tahun.
Awalnya Anis sangat kecewa terhadap Riko, yang bahkan tidak member ucapan
selamat saat umur Anis bertambah beberapa waktu lalu.
Tiba-tiba
ada pesan masuk, yang Anis pikir itu dari Riko. Anis tersenyum dan langsung
mengambil telepon genggamnya. Tapi ternyata, dugaan Anis salah. Pesan itu
berasal dari kakak kelasnya dulu.
“Hai
Nis, masih kenal kan sama aku? Aku Nia. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu
kepadamu Nis, apakah kamu pacarnya Riko?.” Pesan Nia kakak kelas Anis.
Anis pun langsung membalas pesan
itu dengan bingung, mengapa tiba-tiba dia menanyakan itu padanya? Setelah sekian
lama Riko tidak lagi menghubunginya.
“Iya
kak aku tau, aku memang pacarnya Riko. Ada apa ya kak?.” Balasan pesan Anis
Kak Nia pun meminta Anis untuk
menemuinya sepulang sekolah nanti, mereka janjian disebuah tempat makan.
Seperti
biasa, anis berangkat kesekolah. Kali ini Anis meminta ayahnya untuk tidak
mengantarnya.
“Yah,
hari ini tidak perlu mengantarku. Aku ingin mengendarai motor sendiri.” Ucap
Anis kepada ayahnya.
“Benar
kamu mau berangkat sendiri. Hati-hati ya nak.” Jawab ayah anis dengan ragu.
Anis hanya tersenyum. Dia
langsung berpamitan dan bergegas berangkat kesekolah. Disekolah Anis
siswa/siswi dilarang untuk membawa kendaraan kesekolah, Anis meletakan
kendaraannya di rumah sahabatnya Vira yang tak jauh dari sekolah.
Anis
pun sampai disekolah, Anis menceritakan kepada Vira bahwa Kak Nia mengajak Anis
menemuinya sepulang sekolah nanti. Vira hanya tersenyum, seakan dia mengetahui Sesutu
tentang hal ini. Tidak terasa detik demi detik, bel pulang pun berbunyi. Anis
bergegas mengendarai motornya dan menemui Kak Nia, betapa anehnya Vira hari ini.
Bahkan Vira tidak mau menemani Anis saat itu.
“Ada apa sesungguhnya ini? Mengapa
Vira begitu berbeda.”Anis terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri disepanjang
jalan. Hingga Anis pun sampai ditempat itu. Dia melihat Kak Nia yang duduk
seorang diri, Anis menyapanya.
“Hai
kak. Sendiri aja? Sudah lama ya? Maaf ya aku telat.”
“eh
kamu Nis. Hehe iya nih aku sendiri, engga apa-apa kok. Mari duduk nis.” Kak dia
tersenyum pada Anis. Anis pun bergegas duduk dan tak sabar ingin bertanya ada
apa ini sebenarnya.
“Nis
aku ingin menceritakan sesuatu padamu,sebelumnya aku ingin bertanya lagi. Apakan
benar kamu pacarnya Riko?.”
“Iya
kak. Sebenarnya ada apa?.”
“Nis
aku juga pacarnya Riko, kami sudah menjalani hubungan hampir tiga tahun. Tetapi
setahun belakangan ini Riko berubah.”
Mata Anis langsung berkaca-kaca,
dia tidak dapat menahan air mata. Ternyata selama satu tahun Riko pria yang
begitu dia cintai membohonginya, Anis kecewa sekali.
“Apakah
itu benar kak? Aku benar-benar tidak tahu ka.” Anis bertanya dengan penuh rasa
bersalah.
“Aku
dengar bukan hanya kamu tapi Riko juga memiliki pacar lain lagi, aku tahu kamu
tidak mengetahui semua ini. Awalnya aku memang tidak tahu kalo kamu juga
pacarnya Riko, temanmu lah yang memberi tahuku dan memintaku untuk
membicarakannya padamu.”
“Aku
sunggu tidak menduga semua ini ka, aku akan meninggalkan Riko kak. Sebelumnya aku
sangat meminta maaf kepada kakak.”
Betapa hancur hati dan perasaan
Anis saat itu, dia sunggu tidak menduga semua ini.
Anis
langsung berpamitan kepada Kak Nia karena matahari sudah begitu teriknya. Anis
pun pulang, diperjalanan dia menahan air matanya untuk tidak menetes.
Sesampainya dirumah Anis langsung berlari menuju kamarnya dan menangis. Anis
tidak pernah menduga ini sebelumnya, Anis menyesali semuanya. Tetapi dengan apa
yang dilakukan Riko, Anis malah tidak bisa melupakan Riko. Sekian lama Anis
menangis hingga dia tertidur.
Keesokan
harinya, Anis bangun dan dia merasakan kepalanya begitu berat. Seakan Anis pun
tidak kuat untuk mengangkat kepalanya itu, Anis langsung berteriak sambil
menangis memanggil ayah dan ibunya. Ibu dan ayahnya berlari menuju kamar Anis,
betapa tidak tahannya Ibu anis menahan air matanya. Anis pun langsung dibawa
kerumah sakit terdekat.
Setelah beberapa menit Anis
diperiksa, Dokter bilang Anis hanya kurang darah. Dia terlalu lelah dan banyak
fikiran sehingga membuat kepalanya sakit. Anis pun hari ini tidak pergi
kesekolah. Vira mencoba menghubungi Anis tetapi nomor teleponnya tidak aktif.
Pulang sekolah Vira langsung bergegas menuju rumah Anis.
“
Nis, kamu sakit? Jangan banyak dipikirin nis. Maaf aku tidak memberi tahumu
sebelumnya, aku takut kamu kecewa. Aku hanya bisa membantumu lewat Kak Nia.
Riko playboy Nis aku baru tahu saat aku melihat dia jalan bersama perempuan
lain malam itu, aku pun sakit melihatnya Nis. Tidak aku sangka Riko menyakiti
hati temanku.”
Jawaban singkat dari Anis.
“Iya
engga apa-apa Vir, aku mengerti.” Mata Anis pun berkaca-kaca seakan dia menahan
air matanya untuk menetes.
Beberapa
hari kemudian Anis kembali lagi kesekolah. Kali ini Anis harus siap menghadapi
ujian sekolahnya. Untuk melanjutkan kejenjang SMA nanti. Awalnya Anis pikir
masalah ini semua sudah selesai. Tetapi ternyata tidak, Riko muncul lagi
didalam kehidupan Anis. Disatu sisi Anis senang, tetapi disisi lain Anis kecewa
terhadapnya. Hari itu Riko menjemput Anis disekolah tanpa member tahu Anis
sebelumnya.
“Riko?
Kamu ngapain disini.”
“Aku
mau anter kamu pulang, emangnya engga boleh yah?.”
Tanpa banyak bertanya Anis hanya
tersenyum. Kali ini Vira memperlihatkan muka juteknya terhadap Riko. Karena
Riko sudah membuat kecewa Anis sahabatnya.
Hampir
genap satu minggu Riko mengantarkan Anis pulang kerumah, setelah sekian lama
menghilang. Menurut Riko hubungan mereka masih berlanjut, Anis hanya
beranggapan biasa saja. Ternyata dibalik itu semua, pacar Riko yang lain
menghubungiku lewat telepon. Dan dia memarah-marahi Anis dengan kata-kata kasar
yang begitu menyakitkan. Semenjak kejadian itu Anis meminta Riko untuk
mengakhiri hubungan ini, Karena Anis sudah tidak sanggup menghadapi semua ini.
Anis sudah sangat kecewa terhadap Riko.
Ujian
Anis tidak berhenti sampai disitu, Penyakit ditubuh Anis terus menggrogoti
tubuhnya. Sewaktu Anis mengikuti ujian Nasional pun keadaannya sedang tidak
baik. Anis memaksakan diri selama empat hari untuk mengikuti Ujian Nasional
itu, Setelah Ujian Nasional selesai pas dihari keempat Anis pingsan disekolah
dan langsung dilarikan kerumah sakit. Anis koma selama satu minggu, ibu dan
ayah Anis hanya bisa menangis dan berdoa kepada Tuhan untuk mengangkat seluruh
penyakit anaknya itu.
Tidak lama kemudian, Anis pun
terbangun dari tidur panjangnya itu. Bahkan dia tak sadar apa yang sudah
terjadi. Ibunya hanyalah tersenyum kepadanya dan meneteskan air mata. Setelah
beberapa hari Anis dirawat diumah sakit Dokter mengizinkannya untuk pulang.
Anis
sudah bisa kembali kerumahnya lagi, melakukan aktifitas kesehariannya seperti
biasa. Tidak terasa sudah bulan terakhir, beberapa hari lagi Riko ulangtahun.
Anis tidak pernah melupakan Riko hingga kapanpun. Hingga hari itu tiba, awalnya
Anis hanya ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun
kepada Riko. Tetapi, tuhan punya kehendak lain. Tepat dimalah ulang tahun Riko
pukul 23.59 Anis kembali tidak sadarkan diri, Anis langsung dilarikan kerumah
sakit untuk yang kedua kalinya. Sudah tiga hari Anis koma, dan terus menyebut
nama Riko. Awalnya ibu Anis bingung, Siapa itu Riko. Ibu Anis bergegas
mengambil telepon genggam Anis dan mecari nama Riko, ternyata ada nomor telepon
Riko disitu. Ibu anis langsung menelepon Riko.
“Halo
assalamualaikum. Apakah ini Riko?”
“Iya
saya Riko. Maaf ini siapa yaa?”
“Saya
ibunya Anisa. Riko, Anis saat ini dirawat dirumah sakit. Dia tak sadarkan diri
dan terus menyebut namamu. Bisakan kamu datang untuk menjenguknya, saya sangat
meminta tolong kepadamu.”
“iya
nanti insyaallah saya menjenguknya.”
“Terima
kasih nak Riko.”
Ibu Anis mematikan telepon
tersebut. Dan dokter memanggil kedua orang tua Anis keruangannya.
“Apakah
kalian orang tua dari Anisa?.”
“Iya
dok.”
“Setelah
kami diagnosa ternyata Anisa mengidap penyakit Lupus eritwmatosus sistemik
(LES) yang biasa dikenal dengan nama Lupus.”
“Maaf
dok kami kurang mengerti tentang penyakit itu, bisakan dokter jelaskan?”
“Penyakit
lupus ini adalah penyakit yang menyerang autoimun, penyakitin ini menyebabkan
peradangan pada bagian tubuh Anis. Khususnya kulit, persendian, darah dan
gijal. Itu sebabnya kulit Anis muncul bercak-berjak merah. Penyakit ini belum
diketahui penyebabnya dengan pasti, kemungkinan virus, cahaya matahari, dan
obat-obatan yang pernah dia konsumsi.”
“Apakah
penyakit ini bisa disembuhkan dok?.”
“Mohon
maaf pak, bu. Penyakit ini belum ada obatnya, kita serahkan saja semua pada
tuhan.”
Ibu Anis hanya bisa menangis,
Tidak tahu apa yang haru mereka lakukan. Bahkan hingga saat ini Anis belum
sadarkan diri. Mereka hanya bisa berserah diri kepada Tuhan dan berdoa.
Sudah
dua hari Ibu Anis menunggu kedatangan Riko, tetapi Riko todak kunjung datang.
Ibu Anis mencoba menghubungi Riko, Akhirnya Riko memutuskan untuk datang
menjenguk Anis esok hari.
Keesokan harinya, Ibu Anis
membisikan Anis.
“Anis
sayang, bangun yah nak. Riko mau jenguk kamu, kamu kangen kan sama Riko. Bangun
yah nis.” Bisik ibu Anis sambil meneteskan air matanya.
Tidak lama kemudian Anis pun
bangun. Ibunya langsung menyapanya dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.
Yang
di tunggu-tunggu pun tiba, Riko pun datang bersama adik sepupunya untuk menjenguk
Anis.
“Hai
nis, gimana kabarnya udah baikan?.” Tanya Riko pada Anis
“Udah
mendingan kok. Itu siapa pacar kamu?.” Tanya Anis.
“oh
bukan, kenalin ini Adik sepupuku Amel.”
“Hai
nis, aku amel. Salam kenal ya Nis.” Amel tersenyum pada Anis
Riko menyesali perbuatannya
hingga membuat Anis menjadi seperti ini, awalnya Riko ingin berfoto dengan
Anis. Tetapi banyak keluarga Anis yang menjenguknya, pada akhirnya Riko
memutuskan untuk pulang tanpa berpamitan dengan Anis.
Tanpa
sadar Anis melupakan Riko, Anis menanyakan Riko kepada ibunya.
“Bu,
Riko mana?”
“Riko
sudah pulang nis, kenapa.?”
“Engga
apa-apa bu, Anis seneng aja bisa lihat Riko untuk terakhir kalinya.”
Ibu Anis hanya bisa tersenyum dan
meneteskan air mata.
Tidak
terasa matahari mulai terbenam, Anis mulai terlihat lesu tak berdaya.
“Ibu,
Anis mau kekamar mandi.”
“Iya
sayang, iyaa.”
Anis pun kekamar mandi bersama
ibunya, kemudia kembali berbaring lagi.
Kata terakhir yang Anis ucapkan.
“Ibu
maaf ya, Anis udah repotin kalian semua. Ikhlaskan kepergian Anis ya bu. Anis
menyayangi ibu dan Ayah.”
Ibu Anis hanya tersenyum dan
meneteskan air matanya.
Hingga Akhirnya Anis kembali
tertidur untuk selamanya. Ibu Anis hanya bisa menangis, Ibunya memandikan Anis
untuk yang terakhir kalinya. Dan ibu Anis menghubungi Riko.
“Riko
terima kasih sudah menjenguk Anis, Anis sudah bisa tenang sekarang.”
Riko langsung terdiam dan
terpaku. Riko langsung mengajak adik sepupunya itu untuk pergi kerumah Anis.
Dia hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya.
Dengan ambulan Anis diantarkan
kembali kerumahnya. Ibu Anis jatuh pingsan setelah turun dari Ambulan itu, Riko
orang yang paling menyesali perbuatanya. Untuk terakhir kalinya Riko membelai
Rambut anis dan berkata.
“Anis
maafin Riko, Riko menyesal udah buat Anis jadi gini. Yang tenang disana ya nis.”
Riko meneteskan Air matanya dan
terus menyesali perbuatannya.
Keesokan
harinya Riko ikut pemakaman Anis, dan mengucapkan selamat tinggal kepada Anis
untuk terakhir kalinya. Vira sahabatnya hanya bisa menangis melihat Anis.
Tuhan pun tak tega melihat ujian
Anis yang bertubi-tubi tiada henti, Dia tidak ingin Anis menderita lebih lama
lagi. Hingga akhirnya dia memanggil Anis untuk meninggalkan dunia ini.
Anis pun tertidur bersama
kenangan indahnya untuk selamanya…